Esai Pengalaman Asistensi Mengajar di SDN Tawangsari 02 Belajar dan Mengajar
Artikel Teknologi
Sabtu, 14 Juni 2025
Rabu, 12 Oktober 2022
Mengenal Teknologi Digital yang Semakin Tren di Abad 21
Mengenal Teknologi Digital yang Semakin Tren di Abad 21

Perkembangan teknologi digital yang terus meningkat setiap tahunnya, memang ditujukan untuk memudahkan aktivitas kehidupan sehari-hari setiap orang. Mulai dari urusan pekerjaan, pendidikan, aktivitas di rumah, belanja barang-barang, menikmati hiburan, dan masih banyak lainnya. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini yang mengharuskan setiap orang untuk beraktivitas di rumah saja.
Dengan begitu, teknologi digital memiliki peran penting untuk mendukung kehidupan setiap orang saat ini menjadi lebih mudah dan lancar. Dari sekian banyaknya teknologi digital, tentu ada sejumlah produk dari teknologi digital yang sedang tren karena banyak digunakan oleh orang-orang. Teknologi digital seperti apa yang sedang trend di abad 21 ini? Yuk, simak penjelasan berikut ini.

Teknologi Augmented Reality atau AR dan Virtual Reality atau VR merupakan salah satu teknologi digital yang sedang tren saat ini. AR dan VR sendiri adalah simulasi menggunakan program komputer yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan lingkungan di program tersebut dan juga merasakan sensasi nyata secara visual.
Berkat perkembangannya, AR dan VR dapat menghadirkan sensasi audio, sentuhan, hingga indra penciuman sehingga semakin terasa nyata. Berdasarkan linchpinseo.com, di tahun 2018, pasar AR dan VR mampu menjual produknya mencapai 8,9 juta pengguna dan diperkirakan hingga akhir tahun 2022 bakal tumbuh mencapai 65,9 juta pengguna.
Selain itu, perkembangan AR dan VR juga akan terus meningkat khususnya dalam dunia entertainment meliputi video game dan virtual tour. Ditambah bidang IPTEK memanfaatkan teknologi digital ini untuk kebutuhan data visualization seperti molekular, simulasi pemodelan cuaca, arsitektur, pelatihan mengemudi dan penerbangan, edukasi, sports, martial art training, terapi kejiwaan, serta masih banyak lagi.

Istilah artificial intelligence atau kecerdasan buatan sebagai produk teknologi digital sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Di mana, AI merupakan kemampuan pada mesin komputer dalam mereplikasi cara berpikir maupun logika manusia. Konsep ini sendiri sudah dirumuskan oleh manusia sejak tahun 1950.
Sementara kini perkembangannya sudah mencakup semua lini kehidupan manusia. Mulai dari gadget yang digunakan sampai sistem kontrol otomatis untuk kendaraan, perangkat elektronik, dan juga industri. AI sudah banyak membantu hidup manusia menjadi lebih mudah. Mesin AI sendiri mampu menyimpan informasi melalui pembacaan dan kemampuan mengolah serta menuangkan informasi ke bentuk tulisan teks.

Produk teknologi digital seperti Gopay, OVO, dan DANA memang sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang. Di mana, produk ini mampu memfasilitasi penggunanya dalam hal bertransaksi secara fleksibel dan nyaman. Produk digital tersebutlah yang disebut dengan istilah e-money atau electronic money. Berdasarkan European Central Bank, e-money sendiri adalah value dari suatu uang dengan disimpan ke dalam bentuk elektronik yang berbasis hardware maupun software.
Teknologi digital ini sedang menjadi tren saat ini sesuai dengan karakteristik masyarakat saat ini yang cenderung lebih menyukai hal praktis dan fleksibel. Di mana, penggunaan e-money dilakukan tanpa perlu menyiapkan uang kembalian karena terupdate secara otomatis melalui sistem.

Istilah IoT atau Internet of Things juga tidak kalah terkenalnya saat ini. Di mana, IoT adalah interkoneksi antara alat maupun objek dengan jaringan internet sehingga memungkinkan penggunaannya dapat dipantau dari jarak jauh melalui koneksi internet. Menurut oracle.com, ada sebanyak lebih dari 7 miliar device yang terhubung dengan IoT dan diperkirakan jumlahnya bakal terus meningkat mencapai 22 miliar di tahun 2025.
Teknologi digital ini menjadi tren berkat kepraktisannya dalam penerapan di aktivitas sehari hari. Misalnya saja, pada lampu atau AC yang dikendalikan melalui smartphone dan mobil masa depan yang mampu berjalan tanpa driver dengan pengendalian otomatis berbasis GPS serta jaringan internet.

Teknologi digital terakhir yang sedang tren saat ini adalah wireless atau nirkabel. Di mana, teknologi digital ini merupakan teknologi tanpa membutuhkan kabel sebagai transmisi data sehingga akan memudahkan kehidupan manusia untuk urusan telekomunikasi, kontrol kendali, sampai transportasi. Apalagi teknologi wireless kini berkembang cukup pesat yang penerapannya sudah dilakukan di kehidupan sehari-hari.
Di mana, komunikasi melalui smartphone menjadi contoh jelas yang memungkinkan komunikasi dilakukan secara mobile untuk hampir semua kalangan usia. Mengingat, keberadaan smartphone saat ini menjadi salah satu kebutuhan primer.
Itu dia sejumlah produk teknologi digital yang penggunaannya saat ini menjadi tren bagi banyak orang. Dengan begitu, kemudahan untuk melakukan beragam aktivitas bisa dilakukan secara digital, salah satunya belanja. Untuk urusan belanja secara online khususnya produk teknologi bisa kamu lakukan melalui Eraspace.
Ada banyak produk teknologi digital seperti smartphone, tablet, laptop, hingga aksesoris pendukung lainnya yang bisa kamu dapatkan secara mudah. Cukup dengan mengunjungi website resmi Eraspace atau download aplikasinya di perangkatmu. Yuk, dapatkan produk teknologi digital secara mudah hanya di Eraspace sekarang.
https://eraspace.com/artikel/post/mengenal-5-teknologi-digital-yang-semakin-tren-di-abad-21
Pesatnya Arus Teknologi, Semakin Membuat Kita Tidak Berguna?
Pesatnya Arus Teknologi, Semakin Membuat Kita Tidak Berguna?
10 Oktober 2022 08:10 Diperbarui: 10 Oktober 2022 09:29 47 1 0
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia
"The production of too many useful things results in too many useless people."
-Karl Marx
Karl Marx menyajikan salah satu ramalan yang setidaknya bagi sebagian orang sangat mengancam umat manusia pada era seperti ini. Marx berpendapat jika, "Produksi terlalu banyak hal yang berguna akan menghasilkan banyak orang yang tidak berguna." Ini menunjukkan bahwa ada masalah besar di dalam society kita: Produksi dan pembagian kerja menghasilkan konsekuensi yang merugikan bagi dunia kontemporer. Mengingat bahwa sistem produksi abad ke-21 mendominasi hidup kita sedemikian rupa sehingga kita menjadi bergantung padanya, tidak dapat dihindari bahwa umat manusia akan menjadi tidak berguna.
Marx merasa prihatin dengan dampak industrialisasi dan pembagian kerja (yaitu spesialisasi sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi). Sejak Revolusi Industri dan pengenalan otomatisasi (yaitu ketika mesin telah menggantikan tenaga kerja konvensional), orang Amerika telah mewujudkan praktik "menghasilkan lebih banyak dengan lebih sedikit." Meskipun beberapa orang mungkin berpendapat bahwa pembagian kerja bermanfaat karena meningkatkan efisiensi. Dengan usaha untuk menciptakan jalan pintas produksi, Marx kritis terhadap konsep ini. Dia berpendapat bahwa pembagian kerja itu tidak manusiawi karena menutup mereka dari alternatif dan juga mengisolasi mereka dari peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut. Maksudnya Marx, produksi membatasi konsep nilai/value dari manusia, dan hal ini dapat membuat manusia menjadi tidak berguna.
Dilain sisi, Herbert Marcuse setuju dengan Marx. Dia mengklaim bahwa konsumsi teknologi saat ini memicu kita untuk hanya berpikir dari sudut pandang satu dimensi. Pemikiran satu dimensi, menurut Marcuse, menyarankan agar kita mencoba memahami dunia sebagaimana adanya, tanpa kritik apapun. Ini menyiratkan bahwa sistem produksi dan konsumsi kita saat ini menghadirkan dua konsekuensi besar. Yang pertama adalah bahwa kita didorong untuk menyesuaikan diri. Ini terbukti, mengingat meningkatnya rasa kebersamaan dalam masyarakat Amerika, karena orang-orang didorong untuk hidup dalam budaya UANG. Akibatnya, orang menjadi kondusif untuk standardisasi, dan mereka tidak bisa menjadi individu yang unik, karena harga diri menjadi ukuran dari apa yang dapat dikonsumsi seseorang. Yang perlu diingat adalah, bahwa sistem yang berlaku sekarang memiliki kecenderungan untuk mencegah para pemikir untuk dapat berpikir kritis terkait alternatifnya. Risiko yang terkandung adalah orang kehilangan rasa kontrol yang mereka miliki dalam masyarakat, membuat mereka rentan terhadap manipulasi, dan mau tidak mau, tidak berguna.
Terlepas dari konsep yang dijabarkan Marx tadi, ada sedikit ruang untuk kita berpikir optimis. Mau tidak mau kedepannya, kita perlu menerima bahwa sekarang kita tersesat dalam teknologi dan society. Hal Ini mengharuskan kita untuk melawan status-quo dan mematahkan penahanan yang diberikan oleh produksi dan teknologi pada kita. Mungkin pemikiran kita harus melampaui pemikiran satu dimensi. Kita harus mempertimbangkan alternatif untuk sistem kita, salah satu solusinya adalah mencari cara untuk mengubah bentuk kapitalisme yang membuat kita semakin hari semakin menjadi deadwood (kayu mati). Kita harus mengubah norma untuk melibatkan produksi dan konsumsi lebih sedikit, untuk melepaskan diri dari ketergantungan kita pada budaya uang. Begitu orang menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan untuk membalikkan konsep ini, ada kemungkinan bahwa produksi tidak akan membuat kita benar-benar tidak berguna.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pesatnya Arus Teknologi, Semakin Membuat Kita Tidak Berguna?", Klik untuk baca:
Kreator: Nur Syarifudin
Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
Perkembangan teknologi Informasi
Perkembangan teknologi Informasi

► Evolusi Perkembangan Teknologi Informasi
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi. Data atau informasi yang pada jaman dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia, saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Tidak berlebihan jika salah satu pakar IBM menganalogikannya dengan perkembangan otomotif sebagai berikut: “seandainya dunia otomotif mengalami kemajuan sepesat teknologi informasi, saat ini telah dapat diproduksi sebuah mobil berbahan bakar solar, yang dapat dipacu hingga kecepatan maximum 10,000 km/jam, dengan harga beli hanya sekitar 1 dolar Amerika !”. Secara mikro, ada hal cukup menarik untuk dipelajari, yaitu bagaimana evolusi perkembangan teknologi informasi yang ada secara signifikan mempengaruhi persaingan antara perusahaan-perusahaan di dunia, khususnya yang bergerak di bidang jasa.
Secara garis besar, ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi, yang dimulai dari pertama kali diketemukannya komputer hingga saat ini. Keempat era tersebut (Cash et.al., 1992) terjadi tidak hanya karena dipicu oleh perkembangan teknologi komputer yang sedemikian pesat, namun didukung pula oleh teori-teori baru mengenai manajemen perusahaan modern. Ahli-ahli manajemen dan organisasi seperti Peter Drucker, Michael Hammer, Porter, sangat mewarnai pandangan manajemen terhadap teknologi informasi di era modern.
Oleh karena itu dapat dimengerti, bahwa masih banyak perusahaan terutama di negara berkembang (dunia ketiga), yang masih sulit mengadaptasikan teori-teori baru mengenai manajemen, organisasi, maupun teknologi informasi karena masih melekatnya faktor-faktor budaya lokal atau setempat yang mempengaruhi behavior sumber daya manusianya. Sehingga tidaklah heran jika masih sering ditemui perusahaan dengan peralatan komputer yang tercanggih, namun masih dipergunakan sebagai alat-alat administratif yang notabene merupakan era penggunaan komputer pertama di dunia pada awal tahun 1960-an.
►Perkembangan Teknologi Era Komputerisasi
Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an ketika mini computer dan mainframe diperkenalkan perusahaan seperti IBM ke dunia industri. Kemampuan menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data processing). Pemakaian komputer di masa ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, mempergunakan komputer jauh lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa.
Pada era tersebut, belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah perusahaan pun masih relatif sedikit. Kebanyakan dari perusahaan perusahaan besar secara tidak langsung “memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada pesaing yang berarti. Hampir semua perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada saat itu membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan administrasinya sehari-hari.
Keperluan organisasi yang paling banyak menyita waktu komputer pada saat itu adalah untuk administrasi back office, terutama yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Di pihak lain, kemampuan mainframe untuk melakukan perhitungan rumit juga dimanfaatkan perusahaan untuk membantu menyelesaikan problem-problem teknis operasional, seperti simulasi-simulasi perhitungan pada industri pertambangan dan manufaktur.
► Era Kemajuan Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa “revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal Computer mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini computer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop), seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan mini computer, bahkan mainframe). Kegunaan komputer di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, namun lebih jauh untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era komputerisasi dimana komputer hanya menjadi “milik pribadi” Divisi EDP (Electronic Data Processing) pada suatu perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing). Pemakaian komputer di kalangan perusahaan semakin marak, terutama didukung dengan alam kompetisi yang telah berubah dari monompoli menjadi pasar bebas. Secara tidak langsung, perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi komputer sangat efisien dan efektif dibandingkan perusahaan yang sebagian prosesnya masih dikelola secara manual.
Pada era inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa. Teori-teori manajemen organisasi modern secara intensif mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Salah satu teori yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change management). Hampir di semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Tidak seperti pada kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan ini yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, dimana komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut.
Kunci dari keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an ini adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan dianalogikan sebagai darah dalam peredaran darah manusia yang harus selalu mengalir dengan teratur, cepat, terus-menerus, ke tempat-tempat yang membutuhkannya (strategis). Ditekankan oleh beberapa ahli manajemen, bahwa perusahaan yang menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam lingkungan makro “regulated free market”. Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari perusahaan tradisional ke perusahaan modern terletak pada bagaimana manajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga semuanya diukur secara hirarkis berdasarkan divisi-divisi atau departemen.
Dalam teori organisasi modern, dimana persaingan bebas telah menyebabkan customers harus pandai-pandai memilih produk yang beragam di pasaran, proses penciptaan produk atau pelayanan (pemberian jasa) kepada pelanggan merupakan kunci utama kinerja perusahaan. Keadaan ini sering diasosiasikan dengan istilah-istilah manajemen seperti “market driven” atau “customer base company” yang pada intinya sama, yaitu kinerja perusahaan akan dinilai dari kepuasan para pelanggannya. Sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini, peranan komputer dan teknologi informasi, yang digabungkan dengan komponen lain seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan, manajemen, dan komponen terkait lainnya, dalam membentuk sistem informasi yang baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis. Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya, seorang pelanggan dalam memilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, akan mencari perusahaan yang menjual produk atau jasa tersebut: cheaper (lebih murah), better (lebih baik), dan faster (lebih cepat). Disinilah peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh karena itu, kunci dari kinerja perusahaan adalah pada proses yang terjadi baik di dalam perusahaan (back office) maupun yang langsung bersinggungan dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses (business process) yang efisien, efektif, dan terkontrol dengan baiklah sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang handal.
Tidak heran bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun 1990-an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan BPR (BusinessProcess Reengineering), re-strukturisasi, implementasi ISO-9000, implementasi TQM, instalasi dan pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN), dan lain sebagainya. Utilisasi teknologi informasi terlihat sangat mendominasi dalam setiap program manajemen perubahan yang dilakukan perusahaan-perusahaan
► Perkembangan Teknologi Era Globalisasi Informasi
Belum banyak buku yang secara eksplisit memasukkan era terakhir ini ke dalam sejarah evolusi teknologi informasi. Fenomena yang terlihat adalah bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an, perkembangan dibidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) sedemikian pesatnya, sehingga kalau digambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial.
Ketika sebuah seminar internasional mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi seperti ini. Ibaratnya mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk ditemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal tahun 1990-an ini, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu untuk mencegah mengalirnya informasi dari atau ke luar negara lain, karena batasan antara negara tidak dikenal dalam virtual world of computer.Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet, Intranet, Internet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Terbukti sangat sulit untuk menentukan perangkat hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk menangkal segala hal yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi. Perusahaan-perusahaan pun sudah tidak terikat pada batasan fisik lagi. Melalui virtual world of computer, seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh lapisan masyarakat dunia yang terhubung dengan jaringan internet. Sulit untuk dihitung besarnya uang atau investasi yang mengalir bebas melalui jaringan internet. Transaksi-transaksi perdagangan dapat dengan mudah dilakukan di cyberspace melalui electronic transaction dengan mempergunakan electronic money.
Tidak jarang perusahaan yang akhirnya harus mendefinisikan kembali visi dan misi bisnisnya, terutama yang bergelut di bidang pemberian jasa. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan perangkat canggih teknologi informasi telah merubah mindset manajemen perusahaan sehingga tidak jarang terjadi perusahaan yang banting stir menggeluti bidang lain. Bagi negara dunia ketiga atau yang sedang berkembang, dilema mengenai pemanfaatan teknologi informasi amat terasa. Di suatu sisi banyak perusahaan yang belum siap karena struktur budaya atau SDM-nya, sementara di pihak lain investasi besar harus dikeluarkan untuk membeli perangkat teknologi informasi.Tidak memiliki teknologi informasi, berarti tidak dapat bersaing dengan perusahaan multi nasional lainnya, alias harus gulung tikar. Hal terakhir yang paling memusingkan kepala manajemen adalah kenyataan bahwa lingkungan bisnis yang ada pada saat ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak hanya sebagai dampak kompetisi yang sedemikian ketat, namun karena adanya faktor-faktor external lain seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis), sosial budaya (reformasi), yang secara tidak langsung menghasilkan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati perusahaan.
Secara operasional, tentu saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi teknologi informasi dalam menyusun sistemnya. Tidak jarang di tengah-tengah konstruksi sistem informasi, terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus diadakan analisa ulang terhadap sistem yang akan dibangun. Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan baru akan teknologi informasi yang cocok untuk perusahaan, yaitu teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan. Para praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan menghasilkan produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object Oriented Programming), OODBMS (Object Oriented Database Management System), Object Technology, Distributed Object, dan lain sebagainya.
► Akibat Kemajuan Teknologi "Perubahan Pola Pikir Sebagai Syarat"
Dari keempat era di atas, terlihat bagaimana alam kompetisi dan kemajuan teknologi informasi sejak dipergunakannya komputer dalam industri hingga saat ini terkait erat satu dan lainnya. Memasuki abad informasi berarti memasuki dunia dengan teknologi baru, teknologi informasi. Mempergunakan teknologi informasi seoptimum mungkin berarti harus merubah mindset. Merubah mindset merupakan hal yang teramat sulit untuk dilakukan, karena pada dasarnya “people do not like to change”. Kalau pada saat ini dunia maju dan negara-negara tetangga Indonesia sudah memiliki komitmen khusus untuk mengambil bagian dalam penciptaan komponen-komponen sistem informasi, bagaimana dengan Indonesia?
Masih ingin menjadi negara konsumen? Atau sudah mampu menjadi negara produsen?
Paling tidak, hal yang harus ada terlebih dahulu di setiap manusia Indonesia adalah kemauan untuk berubah. Tanpa “willingness to change”, sangat mustahillah bangsa Indonesia dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk membangun kembali bangsa yang hancur ditelan krisis saat ini.
Artikel tentang perkembangan teknologi diatas di kutip dari
https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/perkembangan-teknologi-informasi-78


.jpg)